Sedari kecil, Yoris selalu merefleksikan hal terkecil yang ia alami dan rasakan. ”Dulu zaman sekolah, saya suka membaca majalah Hai, ketika membaca itu saya memikirkan seharusnya seperti ini, atau seperti itu, maka ketika saya bekerja di sana sebagai wartawan lepas, saya langsung mempraktekkan apa yang dulu saya pikirkan”, terang Yoris.
Misalnya, pada saat meliput di Hard Rock Café, Yoris tak sekadar nongkrong, tapi juga mencoba menyerap sebanyak mungkin inspirasi dari apa yang ia lihat dan rasakan, sehingga ketika akhirnya direkrut oleh perusahaan multinasional tersebut, ia dapat mengaplikasikan apa yang menjadi buah pikirannya tersebut.
GM Termuda Di Asia
Sejak bekerja di Hard Rock, perjalanan karier Yoris terbilang sangat mulus. Karier mulus ini tentu tidak terjadi begitu saja. Telah banyak ide kreatif yang ia tuangkan ketika masih menduduki posisi Asisten Advertising & Promotions Manager di Hard Rock Café. Salah satunya yang paling terkenal ialah acara I Like Monday.
Konsep program musik I Like Monday yang diajukan Yoris sebenarnya sangat sederhana, ia hanya ingin melawan mitos bahwa hari senin itu mesti dibenci. Menurutnya, Senin juga bisa menyenangkan dengan hadirnya musisi-musisi lokal. Namun konsep ini sempat ditolak karena dianggap melawan trend Hard Rock yang selalu menampilkan band luar negeri. Keberanian Yoris mengajukan konsep tersebut karena memang ia sudah memikirkan secara matang.
”Saya berani waktu itu karena yakin bahwa musik lokal juga bisa mendominasi dan mengalahkan musik luar. Nyatanya hal tersebut terbukti, dari situ pula saya bisa mendapatkan award,” ungkap Yoris yang program musiknya berhasil meraih penghargaan Indonesia Young Marketer Award 2003.
Hanya enam tahun sejak bekerja di cafe yang sering mengundang artis dalam dan luar negeri tersebut, Yoris kemudian diangkat sebagai General Manager (GM). Hal ini tidak terjadi begitu saja, ide kreatif Yoris lah yang membawanya hingga berhasil menjadi GM dan membuat Hard Rock Café mendapat lebih banyak award di bawah kepemimpinannya. Gelar GM Termuda juga didapat ketika Yoris mengikuti kompetisi yang membawanya sebagai pemenang International Young Music Entrepreneur Of The Year Award (IYMEY).
“Waktu itu kan ada beberapa peserta dan dilihat siapa-siapa saja. Saya tahu bahwa saya menjadi GM termuda, ya saat saya ikut ajang itu. Jurinya yang bilang bahwa saya merupakan GM termuda di Asia dan termuda kedua di dunia,” aku Yoris yang saat itu menjadi GM di usia 26 tahun.
Menerima cukup banyak award ternyata tak membuat Yoris cepat puas. Tak cukup dengan I Like Monday, ia pun mulai memikirkan ide baru membuat konsep program TV bernama Destination Nowhere, yakni acara travel tanpa tahu tujuan yang kemudian mendapat rekor MURl.
Masuk ke Zona Entrepreneur
April 2007, Yoris memutuskan untuk menjadi entrepreneur dengan mendirikan OMG (Oh My Goodness) Creative Consulting bersama tiga orang rekannya. Di dalam bisnis ini, ia membantu para klien yang ingin membuat konsep bisnis yang berbeda dari bisnis sejenis. lde-ide ini didapatkan Yoris, selain dengan rajin mengikuti seminar dan membaca buku juga dari pengalamannya mengamati hal-hal yang kecil.
Dari situlah tercetus ide-ide yang berbeda. Seperti ketika Yoris membuat konsep untuk Plaza FX di Jakarta Pusat. Yoris sadar bahwa plaza ini sulit untuk bersaing dengan Plaza Senayan atau Senayan City di Jakarta Selatan karena ukuran ruangan yang kecil, namun ia yakin selama punya keunikan dengan perhitungan yang matang pasti tak kalah bagus. Salah satu keunikan yang digagas Yoris untuk FX adalah 12 ruang meeting yang dirancang oleh 12 arsitek dan desainer interior yang berbeda.
Tanpa Modal Materi
OMG Creative Consulting yang didirikannya, Yoris lagi-lagi meraih penghargaan Asia Pacific Entrepreneur Award di tahun 2008 untuk kategori ‘Most Promising Entrepreneur‘. Bisnis yang dijalankan oleh Yoris ini terbilang cukup berbeda karena bisa dikatakan tanpa modal materi sama sekali. Modal yang dimiliki hanya sumber daya manusia yang berkualitas, akal dan kreativitas. Saat ini OMG telah membantu banyak perusahaan untuk melakukan business innovation.
Batasi Klien
Untuk meningkatkan kualitasnya, saat ini Yoris sudah membatasi klien. Bila di awal usaha ia bisa mengerjakan hingga 18 konsep secara bersamaan dalam waktu sebulan, kini ia membatasi tidak Iebih dari 10 proyek. Yoris tidak ingin ada komplain dari klien.
Untuk saat ini, waktu minimal yang harus dikerjakan untuk satu proyek tidak kurang dari tiga bulan. Harga yang Yoris tawarkan untuk sebuah konsep bervariasi namun rata-rata berkisar ratusan juta. Yoris enggan menyebutkannya karena menurut dia, harga untuk masing-masing proyek akan berbeda tergantung besar atau kecil proyek dan perusahaan yang menjadi kliennya. Dari usaha ini dalam sebuIan Yoris bisa meraih omset hingga miliaran rupiah.
Meskipun Yoris hanya sempat kuliah selama dua tahun di jurusan Akutansi, namun dalam urusan pekerjaan, ia banyak merekrut karyawan lulusan S1 atau S2. Selain mempekerjakan anak-anak muda kreatif, ia juga mencoba merekrut ibu-ibu yang dianggapnya berpendidikan namun waktu banyak dihabiskan di rumah sehingga ilmu yang didapatkan tidak terpakai. Para ibu-ibu berpendidikan tersebut yang membantu dia dalam me-manage proyek tertentu. Mahasiswa pun Yoris berikan peluang untuk magang di perusahaannya. Namun harus memiliki surat izin PKL dari kampus.
“Saya tidak ingin ada yang bernasib sama seperti saya, keasyikan kerja jadi lupa kuliah, makanya harus pakai surat izin dari kampus,” ungkap Yoris sambil tertawa.
Toko OnlinePrediksi BolaJersey Bola 97Kediri 100 Kediri Kediri Kediri 9673Prediksi Bola. Kuliner