Cacat Bukan Halangan Untuk Jadi Pengusaha

Etalase Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kediri
Penyandang cacat bukanlah halangan untuk menjadi seorang entrepreneur. Begitulah yang dialami Budiman Kasan (43). Meski lahir dengan kekurangan pysik namun pria satu anak ini selalu berprinsip harus mandiri. Budiman alias Budi juga memotivasi sesama penyandang cacat untuk lebih mandiri.

“Ide membuka usaha kuliner ini karena saya melihat usaha kuliner tak akan pernah mati. Saya melihat bidang kuliner ini prospeknya bagus dan cerah. Apalagi penduduk semakin bertambah terus dan ekonomi sekarang sudah banyak yang bagus. Perekonomian sudah jauh lebih baik. Makanya saya melirik kuliner yang belum pernah dibuat oleh orang lain ” ujar anak ke enam dari 7 orang bersaudara ini,” diantara keluarga saya cuma sayalah yang mengalami cacat pysik.

Nama Rania diambil Budi dari nama anak tunggalnya Veronica Rania. Ratu Rania ini adalah nama Ratu Yordania. Sebelum berkecimpung di dunia kuliner. Budi sudah malang melintang buka usaha. Mulai dari usaha panglong di Kota Pinang tahun 96’ namun karena gagal dia lalu berganti bisnis peredam Mobil yang dilakoni sampai saat ini.

Kini Budi membuka toko oleh-oleh yang berlokasi di Jl Gajah Mada Medan persis di depan toko Bika Ambon Zulaika. Banyaknya kuliner yang ada di Indonesia dengan berbagai macam jenis sebanyak itu pulalah orang ingin mencoba kuliner yang baru. Toko oleh-oleh Rania dibuka 17 November tahun lalu. “Hari itu bertepatan dengan Hari Ultah anak tunggal saya,”ujar Ketua Koperasi Persatuan Penyandang Cacat Indonesia (PPC).

Di toko oleh-oleh Rania pula para Kubepenca ( Kumpulan Usaha Bersama Penyandang Cacat) ini menitipkan kuliner kreasi para penyandang cacat pysik. “ Di toko ini banyak kuliner dari penyandang cacat dengan produk-produk UKM. Seperti keripik, ada penyandang cacat yang berkolaborasi membuat keriripik. Keripik mereka yakni keripik nenas, bayam, nangka, sirop, kopi, kacang Sihobok hingga pernik pernik saringan dan penghancur biji kopi. Untuk Keripik mereka bahkan sudah masuk ke Carrepour,” ujar Budi menjelaskan dia selalu memberi kesempatan buat penyandang cacat untuk mau bergabung di PPC.

Dari sekian banyak kuliner yang ditawarkan di toko Budi. Namun, kue-kue dan puding buatan Budi yang unik karena semuanya berbahan dasar Durian. Mulai dari kue sus, puding, brownies, bika ambon dan lain-lain semua berbahan dasar durian. “ Sebab durian adalah buah yang khas di Medan, Sumatera Utara. Buah durian dari sini memang beda dengan durian dari kota-kota lain.”

“Kue sus rasa durian dalam satu kotak yang isinya 8 sus saya patok dengan harga Rp 24 ribu. Kalau puding satu kotak isinya 7 puding harganya Rp 21 ribu. Ada lagi bika ambon dan brownies rasa durian Biasanya kue sus dan puding ini banyak dipesan orang untuk acara seminar, Ultah, perkawinan dan lain-lain. Sejak dibuka toko ini ternyata banyak peminatnya lho. Pembeli sih banyak bilang rasa kue dan pudding buatan saya terasa sekali duriannya.“

Bagaimana sih bagi seorang Budi untuk mengolah kue-kue ini ?. Ya, tentu saja sedikit rumit. Tapi, untuk menyiapkan bahan bakunya tidak bisa secara praktis dan terpaksa Budi harus minta bantuan anggota. Namun, setelah bahan-bahan tersaji di depan mata dengan cekatan Budi mengolah bahan baku menjadi kue dan puding

Pukul 06.00 wib Budi sudah langsung ‘masuk’ dapur. Untuk belanja bahan baku biasanya diambil alih oleh istrinya Melin (35) dan karyawannya. “Untuk kondisi fisik memang agak kesulitan karena kaki saya ini cacat. Untuk bergerak bebas susah. Namun, karena semangat semua itu bisa mengalahkan kesulitannya,” ujar Budi menjelaskan tokonya setiap hari buka sejak pukul 07.00 wib hingga 22.00 wib.

Menurut Budi, sejak dulu ortunya selalu mengajarkan anak-anaknya terutama dirinya walau pun dirinya cacat. ” Ibu selalu berpesan pada saya jangan mau tergantung dengan orang lain. Sejak kecil saya sudah mencuci baju sendiri, sepatu sekolah dan jika mau makan ambil sendiri. Ibu saya dulunya keras mendidik anak-anaknya. Kami tak boleh manja, terutama saya yang cacat pysik begini. Makanya, sampai sekarang saya tak pernah minder. Karena itulah pengajaran ortu.”

“ Sebenarnya tak ada bedanya saya dengan yang normal. Paling saya tak bisa lari. Dengan pysik saya ini tentunya saya agak sulit mengangkat benda-benda yang berat. Tapi, saya jamin, cara berpikir kita semua sama. Prinsip hidup seperti itulah yang membuat saya jadi termotivasi,” ujar Budi mengaku sejak usia 7 tahun dia baru bisa berjalan,” sebelumnya saya hanya merangkak saja.”

Waktu Budi kecil dia sering diejek karena kakinya cacat. “ saya selalu diejek pincang. Tapi syukurlah saat itu saya tak minder. Dan, lama kelamaan saya terus berjuang mengatasi cacat saya ini. Lama-lama orang mulai tak mengejek saya lagi,” aku Budiman mengaku sejak lahir kedua kakinya mengecil,” sewaktu diperiksa ke dokter tidak ada masalah jadi saya cacat bawaan lahir.”

Menurut Budi, diantara keluarganya cuma dia saja yang mengalami cacat pysik. "Tapi saya harus menerima kenyataan ini. Kalau saya ulet dan rajin dalam berbisnis dan ada keyakinan saya yakin saya bisa berhasil. Kalau kita yakin sukses ya tentunya kita harus berusaha dong,” ujar Budi terkekeh.

Untuk usaha di bidang kuliner, kata Budi, dia harus memerhatikan kebersihan. “Usaha kita harus higienis. Kebersihan itu yang nomor satu. Filosopi berdagang juga menurut saya harus ramah, enak itu yang paling utama dan harganya terjangkau. Dan,kita harus mengambil filosopi tamu adalah raja.”

Membuka toko oleh-oleh Rania juga tak lain tak bkan bagi Budi karena ingin benar-benar menyuguhkan khas Medan yang komplit. “Saya yakin ini semua home made. Kedepannya saya juga akan menjual kaos atau T-shirt khas medan,” tutup Budi.
(Debbi Safinaz/Tabloid Nova)

BATIK KAOS KEDIRI TENUN IKAT JERSEY

Info Selengkapnya...

Motivasi dan Resolusi Bisnis 2013

Etalase Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kediri

Tidak juga memulai usaha ...?

Alasannya, tidak punya uang untuk modal ?

Itu bukan alasan sebenarnya, menurut saya, sebenarnya TIDAK BERANI MEMULAI SAJA !

Banyak cara untuk mengatasi problem modal UANG ini. Cara Bisnis Tanpa Modal: misal, kita ambil barang dari supplier, ijazah kita bisa sebagai jaminan. Terus, jualin tuh barang dan ambil selisihnya…

Jadi, jangan lagi berkeluh-kesah: usaha itu perlu modal, modal, modal…
Mulai saja dari yang kecil dan segera. Siaaaaaaaap ...?


Salah satu pandangan keliru pada sebagian orang yang ingin memulai usaha tapi tak juga berani melakukan apapun untuk mewujudkannya, adalah karena mereka yakin kalau memulai usaha itu harus punya uang tunai sebagai modal awal usaha terlebih dulu.

Itu keliru besar ...!


Sebenarnya yang paling dibutuhkan untuk memulai usaha bukan modal uang, tetapi keberanian untuk terus mencoba, memulai usaha dengan langkah nyata. Kalau perlu dengan modal mimpi.

Oleh karena itu, seorang entrepreneur jangan takut bermimpi, karena mimpi kita adalah tidak lain dari bagian visi kita yang akan menjadikan cetak biru (blue print) kenyataan. Oleh karena itu, rezeki yang kita inginkan bisa mengikuti mimpi kita, bahkan dalam banyak realitas, rezeki itu berbanding lurus dengan mimpi kita.

Jadi, bila kita sudah berani untuk memulai langkah, cobalah mewujudkan ide bisnis. Entrepreneur harus pantang berhenti. Yang harus dilakukan hanyalah mencoba dan terus mencoba. Untuk itu, logis kalau kita harus berani menghadapi kegagalan berulang-ulang dan anggaplah hal itu sebagai proses belajar menuju kesuksesan.

Dengan demikian yang namanya kegagalan tak pernah kita kenal dalam kehidupan kita. Oleh karena di dalam diri seorang entrepreneur tidak mengenal kamus gagal, yang ada hanyalah berhenti mencoba.

Untuk meraih sukses seorang entrepreneur itu tak kenal istilah berhenti mencoba ! Jadi, gagal itu biasa, terus mencoba dan berani gagal lagi itu baru luar biasa!

Jangan patahkan semangat dengan mengukur kegagalan kita tapi lihatlah berapa kali kita berani bangkit dan mencoba lagi !

(disarikan dari tulisan Rully K untuk www.purdiechandra.net)
BATIK KAOS KEDIRI TENUN IKAT JERSEY

Info Selengkapnya...

Daur Ulang Plastik Bekas Jadi Lampion

Etalase Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kediri
Kreativitas ternyata memberikan banyak keuntungan bagi setiap orang, salah satunya adalah kreativitas kerajinan dari plastik bekas.

Plastik bekas yang semula hanya dibuang dan dibiarkan teronggok di tempat sampah, ternyata bisa disulap menjadi berbagai macam kerajinan yang bernilai seni tinggi.

Peluang bisnis produk-produk daur ulang merupakan bisnis yang cukup menggiurkan. Bisnis kerajinan bahan bekas ini tidak perlu modal besar, yang diperlukan dalam bisnis ini hanyalah kreativitas yang tinggi.

Salah datu kerajinan dari plastik bekas yang memiliki nilai ekonomis tinggi adalah lampu lampion. Dan salah satu orang yang telah menikmati manisnya bisis lampu lampion dari plastik bekas adalah Bob Novandy. Ia adalah seorang Pengrajin lampions daur ulang botol minuman bekas di Kebon Jeruk, Jakarta Barat yang sudah menjalankan bisnis daur ulangnya sejak tahun 2003 lalu.

Saat ini Bob dengan kreativitasnya telah memproduksi kurang lebih 150 jenis bentuk botol daur ulang dengan harga per buahnya mulai dari Rp 50.000 sampai Rp 500.000. Beberapa produk seperti lampions dengan berbagai macam ukuran, tirai-tirai rumah, miniatur kendaraan ia produksi sendiri dari tangannya yang sangat terampil.

Bob mengaku, saat ini semua produksi lampions daur ulangnya diproduksi jika ada pesanan saja. Produksi lampionsnya setidaknya sudah menembus pasar Hongkong.Pasar untuk kerajinan lampion dari plastik bekas ini antara lain cafe, perumahan, lokasi kost dan lain-lain.

Etalase Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kediri
Untuk menghasilan produk-produk kerajinan dari plastik bekas yang bernilai tinggi hanya memerlukan bahan baku dari lapak-lapak pemulung. Harga bahan baku botol plastik bekas rata-rata Rp 4000 per kg atau sekitar 10 botol, yang bisa diolah menjadi satu produk lampions.Selain bahan-bahan tersebut tidak memerlukan modal usaha yang besar, hanya botol bekas, cutter dan pilox untuk mewarnai.

Dengan peralatan dan bahan-bahan dasar tersebut sudah bisa dilakukan pembuatan kerajinan lampu lampion yang menarik. Cara pembuatan lampu lampion pertama kali botol dibersihkan, buat garis samar untuk jalur pemotongan baru dipotong sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Setelah itu warnai dengan piloks dan pasang lampu serta kabel ,langkah terakhir membentuk lampion dari irisan-irisan yang telah dibuat. Dalam sehari Bob bisa membuat sekitar 15 buah lampion.

Ingin mengetahui dan belajar ke Pak Bob, Anda bisa datang ke :
Bob`s Lampion
Jl. Jeruk Manis no. 59
Kebun Jeruk
Jakarta Barat
Telp : (021) 44626255
BATIK KAOS KEDIRI TENUN IKAT JERSEY

Info Selengkapnya...

Ide Usaha - Modal Dengkul Bisnis Laundry

Etalase Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kediri
Peluang Usaha Laundry Modal Dengkul, bisa gak ya ? Bisa !!! Ada cara untuk mensiasatinya di bisnis usaha laundry ini. Saya kira Anda sudah mengerti jenis usaha ini. Salah satu peluang usaha yang lumayan memikat dengan pangsa pasar yang semakin luas. Mulai dari rumah tangga hingga anak kost, sudah banyak yang menggunakan jasa laundry sekarang.

Kondisi seperti ini jelas menjadi kesempatan untuk mengais rejeki dari bisnis ini dan sangat dimungkinkan bisa terjadi. Namun sayang, kita perlu menyiapkan modal yang tidak sedikit untuk memulai usaha ini. Harga mesin cuci dan mesin pengering terhitung mahal. Namun bagi Anda yang memiliki modal tentu saja tidak masalah untuk segera memulai usaha jenis ini.

Terus bagaimana jika kita ingin usaha laundry ini namun modal kita terbatas ?
Tenang saja, anda bisa mengakalinya. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa kesempatan inipun terbuka juga bagi yang terbentur permodalan, yaitu Anda siap untuk antar jemput pakaian dari/ke konsumen dan dari/ke perusahaan laundry yang sebelumnya sudah Anda ajak kerjasama. Bilang ke pemilik usaha laundry tersebut, kita akan mencarikan konsumen, antar jemput pakaian kotor dan pakaian bersih sampai depan rumah konsumen sehingga perusahaan laundry itu juga menjadi lebih terkenal dengan servicesnya (walaupun services antar jemput itu dari kita), so otomatis Anda merangkap sebagai team marketingnya.

Selanjutnya Anda bisa membuat brosur, setelah itu mendatangai perumahan-perumahan sekitar tempat tinggal Anda dan memberikan info kepada mereka/calon pelanggan. Dalam hal ini tentunya konsumen lebih tertarik, jika mereka tidak repot-repot mengantar sndiri pakaian kotor mereka ke kios laundry.

Metode ini bisa ampuh menjerat konsumen menjadi pelanggan. Anda bisa menerapkann tarif yang berbeda, misalnya tarif antar jemput ini dalam satu bulan ada biaya 10.000/rumah atau konsumen (tentu saja diluar harga cuci pakaian). Atau juga Anda hanya mengambil untung sharing profit dari keuntungan yang diterima pemilik laundry, semua tergantung dari bagaimana kreatifitas Anda, yang penting gak rugi.

Trus jangan bosan-bosan untuk melakukan promosi dan menjaring konsumen baru jika Anda memang sudah melaksanakan peluang usaha ini. Buatlah harga yang sangat kompetitif dan ajaklah pemilik jasa laundry yang enak untuk diajak kerjasama. Intinya saling menguntungkan dan Anda tidak butuh modal untuk membeli mesin cuci, mesin pengering dan deterjen karena hanya jasa antar jemput yang Anda kerjakan

Selanjutnya, kedepan jika Anda sudah cukup memiliki modal, Anda sebaiknya juga membuka usaha sendiri dan tak repot-repot lagi mencari konsumen/pelanggan. Kira kira tertarik dengan metode ini ? Tidak ada salahnya jika Anda mencobanya. Semoga Sukses.
BATIK KAOS KEDIRI TENUN IKAT JERSEY

Info Selengkapnya...

Ide Usaha - Modal Nekat Buka Jasa Pecetakan

Etalase Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kediri

Anda suka dengan dunia desain grafis? Ahli menggunakan software CorelDraw atau Photoshop? Bukalah usaha jasa percetakan! Mungkin dunia percetakan cocok dengan anda. Bukankah usaha jasa percetakan membutuhkan modal mesin dan perlengkapan lain yang harganya tidak murah?

Ya! Mesin-mesin cetak dan perlengkapannya memang mahal. Tetapi, tanpa perlengkapan-perlangkapan itu sama sekali, anda tetap bisa membuka jasa percetakan sendiri. Modalnya cukup keahlian desain anda dan sebuah komputer tentunya.

Perlengkapan cetak offset dan digital printing sangat mahal. Untuk memilikinya kita harus mengeluarkan uang jutaan, puluhan juta, ratusan juta, bahkan sampai milyaran rupiah.

But, easy boy!.. tanpa perlengkapan-perlengkapan tersebut kita pun tetap masih bisa melakukannya, dengan syarat adanya orang-orang atau tempat-tempat yang menyediakan jasa makloon cetak.

Carilah di kota tempat tinggal kita tempat yang menerima “Jasa Makloon Cetak”. Bisa dilihat melalui banner-banner atau spanduk mereka. Jangan malu bertanya, karena ada juga tempat-tempat yang menerima jasa tersebut tidak menuliskannya di spanduk atau banner usaha mereka.

Berikutnya, pengetahuan mengenai proses cetak haruslah dikuasai untuk bisa menjalankan bisnis percetakan tanpa perlengkapan tersebut seperti :
- Mengetahui proses dan tempat pra-cetak: Kita harus mengetahui proses pra-cetak, tahu dimana tempat membeli kertas yang murah, dimana ada tempat yang menjual jasa setting komputer untuk desain grafis naskah cetakan, tahu dimana tempat pembuatan film sparasi, dimana tempat pembuatan pelat kertas/aluminium (paper/aluminium plate), dan sebagainya.
- Mengetahui proses dan tempat cetak: Kita harus mengetahui proses cetak, tahu dimana tempat-tempat yang menerima makloon sablon, makloon dengan mesin cetak offset maupun mesin digital printing.
- Mengetahui proses pasca cetak atau finishing dan tempat finishing: Kita harus mengetahui proses finishing dan tempat-tempat yang menyediakan makloon untuk proses finishing tersebut.


Dari mana pengetahuan mengenai proses cetak itu diperoleh ?

Pengetahuan-pengetahuan tersebut bisa kita peroleh dengan banyak bertanya kepada kenalan atau teman yang telah lebih dahulu menekuni usaha cetak maupun dengan bertanya kepada orang-orang yang mempunyai atau bekerja di tempat-tempat makloon cetak.

Untuk masalah harga, mereka para penyedia makloon tersebut akan memberi harga yang relatif murah, karena Anda akan dianggap sebagai rekan/partner usahanya. Berbeda jika Anda datang ke sana sebagai konsumen langsung/pemakai produk percetakan, maka harga yang berlaku adalah harga “konsumen pada umumnya” (bukan harga rekanan).
BATIK KAOS KEDIRI TENUN IKAT Jersey

Info Selengkapnya...

Pintar dan Bodoh Ala Bob Sadino

Etalase Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kediri
Terlalu Banyak Ide – Orang “pintar” biasanya banyak ide, bahkan mungkin telalu banyak ide, sehingga tidak satupun yang menjadi kenyataan. Sedangkan orang “bodoh” mungkin hanya punya satu ide dan satu itulah yang menjadi pilihan usahanya

Miskin Keberanian untuk memulai – Orang “bodoh” biasanya lebih berani dibanding orang “pintar”, kenapa ? Karena orang “bodoh” sering tidak berpikir panjang atau banyak pertimbangan. Dia nothing to lose. Sebaliknya, orang “pintar” telalu banyak pertimbangan.

Telalu Pandai Menganalisis – Sebagian besar orang “pintar” sangat pintar menganalisis. Setiap satu ide bisnis, dianalisis dengan sangat lengkap, mulai dari modal, untung rugi sampai break event point. Orang “bodoh” tidak pandai menganalisis, sehingga lebih cepat memulai usaha.

Ingin Cepat Sukses – Orang “Pintar” merasa mampu melakukan berbagai hal dengan kepintarannya termasuk mendapatkahn hasil dengan cepat. Sebaliknya, orang “bodoh” merasa dia harus melalui jalan panjang dan berliku sebelum mendapatkan hasil.

Tidak Berani Mimpi Besar – Orang “Pintar” berlogika sehingga bermimpi sesuatu yang secara logika bisa di capai. Orang “bodoh” tidak perduli dengan logika, yang penting dia bermimpi sesuatu, sangat besar, bahkan sesuatu yang tidak mungkin dicapai menurut orang lain.

Bisnis Butuh Pendidikan Tinggi – Orang “Pintar” menganggap, untuk berbisnis perlu tingkat pendidikan tertentu. Orang “Bodoh” berpikir, dia pun bisa berbisnis.

Berpikir Negatif Sebelum Memulai – Orang “Pintar” yang hebat dalam analisis, sangat mungkin berpikir negatif tentang sebuah bisnis, karena informasi yang berhasil dikumpulkannya sangat banyak. Sedangkan orang “bodoh” tidak sempat berpikir negatif karena harus segera berbisnis.

Maunya Dikerjakan Sendiri – Orang “Pintar” berpikir “aku pasti bisa mengerjakan semuanya”, sedangkan orang “bodoh” menganggap dirinya punya banyak keterbatasan, sehingga harus dibantu orang lain.

Miskin Pengetahuan Pemasaran dan Penjualan – Orang “Pintar” menganggap sudah mengetahui banyak hal, tapi seringkali melupakan penjualan. Orang “bodoh” berpikir simple, “yang penting produknya terjual”.

Tidak Fokus – Orang “Pintar” sering menganggap remeh kata Fokus. Buat dia, melakukan banyak hal lebih mengasyikkan. Sementara orang “bodoh” tidak punya kegiatan lain kecuali fokus pada bisnisnya.

Tidak Peduli Konsumen – Orang “Pintar” sering terlalu pede dengan kehebatannya. Dia merasa semuanya sudah Oke berkat kepintarannya sehingga mengabaikan suara konsumen. Orang “bodoh” ?. Dia tahu konsumen seringkali lebih pintar darinya.

Abaikan Kualitas - Orang “bodoh” kadang-kadang saja mengabaikan kualitas karena memang tidak tahu, maka tinggal diberi tahu bahwa mengabaikan kualitas keliru. Sednagnkan orang “pintar” sering mengabaikan kualitas, karena sok tahu.

Tidak Tuntas – Orang “Pintar” dengan mudah beralih dari satu bisnis ke bisnis yang lain karena punya banyak kemampuan dan peluang. Orang “bodoh” mau tidak mau harus menuntaskan satu bisnisnya saja.

Tidak Tahu Pioritas – Orang “Pintar” sering sok tahu dengan mengerjakan dan memutuskan banyak hal dalam waktu sekaligus, sehingga prioritas terabaikan. Orang “Bodoh” ? Yang paling mengancam bisnisnyalah yang akan dijadikan pioritas

Kurang Kerja Keras dan Kerja Cerdas – Banyak orang “Bodoh” yang hanya mengandalkan semangat dan kerja keras plus sedikit kerja cerdas, menjadikannya sukses dalam berbisnis. Dilain sisi kebanyakan orang “Pintar” malas untuk berkerja keras dan sok cerdas,

Mencampuradukan Keuangan – Seorang “pintar” sekalipun tetap berperilaku bodoh dengan dengan mencampuradukan keuangan pribadi dan perusahaan.

Mudah Menyerah – Orang “Pintar” merasa gengsi ketika gagal di satu bidang sehingga langsung beralih ke bidang lain, ketika menghadapi hambatan. Orang “Bodoh” seringkali tidak punya pilihan kecuali mengalahkan hambatan tersebut.

Melupakan Tuhan – Kebanyakan orang merasa sukses itu adalah hasil jarih payah diri sendiri, tanpa campur tangan “TUHAN”. Mengingat TUHAN adalah sebagai ibadah vertikal dan menolong sesama sebagai ibadah horizontal.

Melupakan Keluarga – Jadikanlah keluarga sebagai motivator dan supporter pada saat baru memulai menjalankan bisnis maupun ketika bisnis semakin meguras waktu dan tenaga

Berperilaku Buruk – Setelah menjadi pengusaha sukses, maka seseorang akan menganggap dirinya sebagai seorang yang mandiri. Dia tidak lagi membutuhkan orang lain, karena sudah mampu berdiri diatas kakinya sendiri
BATIK KAOS KEDIRI TENUN IKAT JERSEY

Info Selengkapnya...

Usaha Tanpa Modal, Bisa ? Tentu Saja Tidak !

Etalase Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kediri
Banyak orang yang ingin berwirausaha, namun seringkali mengalami kendala utama, yaitu masalah pemodalan. Mayoritas orang menganggap banwa memulai usaha harus dimulai dengan modal besar. Benarkah demikian ?

Ada kisah seorang teman yang dulu pernah membuka usaha pakaian muslimah. Ia bermitra dengan sahabat yang menurutnya memiliki perencanaan yang bagus dalam hal bisnis. Menurut perhitungan analisis modal yang dilakukan oleh sahabatnya, untuk membuka usaha ini membutuhkan dana sekitar Rp 25 juta. Dana tersebut dialpkasikan untuk menyewa tempat (sebuan toko kecil di kawasan yang banyak dihuni para mahasiswa sebuah perguruan tinggi), membeli peralatan, seperti kepala boneka sebagai pajangan (manekin), ranjang besi, tempat pajangan, dan baju-baju Muslim beserta aksesorisnya.

Ketika ia mengemukakan ide untuk berjualan ini kepada orang tuanya, orang tuanya langsung menyetujui dan mengucurkan dana sebagal modal awal dan jadilah toko kecil penjual pakaian muslimah.

Setelah sekian bulan berjalan ternyata bukan keuntungan yang didapatkan. Modal malah semakin menyusut sampai akhirnya toko itu tutup. Modal awal sebesar Rp 25 juta lenyap hanya bersisa perlengkapan toko, seperti kepala manekin, ranjang besi, tempat pajangan, dan beberapa potong baju.

Bukan hanya kerugian materi, ia pun seperti tidak memiliki muka lagi di depan orang tuanya. Ia ingin mengembalikan kepercayaan orang tuanya dan terus berpikir untuk membangun usaha yang menghasilkan. Namun, kali ini ia tidak mau lagi memakai modal besar. Selain trauma, dananya juga tidak ada.

Akhirnya, ia berpikir untuk membangun usaha baju rajutan. Ide ini ia dapatkan dari tetangganya yang sudah lebih dulu membangun usaha ini. Kepada tetangganya ini, ia sengaja datang dan belajar rajut. Setelah mengusai bagaimana membuat baju rajutan dengan mesin rajut, ia merasa percaya diri untuk memulai usaha.

Modal awalnya ia dapatkan dari tabungan jatah bulanan kiriman orangtuanya sebesar Rp 1 juta. Berkat kerja keras dan ketekunannya dalam waktu beberapa bulan ia bisa meningkatkan pendapatannya hingga Rp 8—15 juta per minggu.

Kisah ini sudah cukup menunjukkan kepada kita banwa ternyata modal besar tidak menjamin usaha pasti sukses. Apalagi kalau tidak didukung dengan manajemen dan pemasaran yang bagus. Sebaliknya, meski bermodal kecil, bila dibangun dengan kerja keras dan keuletan, modal pun akan berkembang besar.

Ada resep jitu dan Ir.Honky Eko Sriyantono franchisor Bakso Malang Kota untuk mengatasi kebimbangan dan kegamangan masalah modal yang pas-pasan, yaitu :
1. Ubah mindset Anda yang beranggapan bahwa suatu usaha hanya bisa dimulai jika mempunyai sejumlah uang sebagai modal usaha. Seorang calon entrepreneur sejati tidak akan mengurungkan niat untuk membuka usahanya karena tidak mempunyai modal. Sebaliknya, entrepreneur sejati akan memanfaatkan segala potensinya untuk bisa menghimpun modal yang diperlukan, misalnya dengan memaniaatkan jaringan relasi dan reputasi baik yang dimiliki untuk bisa mendapatkan pinjaman lunak dari kolega atau relasi.
2. Hilangkan anggapan bahwa memulai usaha harus langsung besar dan mapan. Kebanyakan pengusaha sukses merintis usaha mereka dari nol, lengkap dengan segala pahit getirnya perjuangan mereka.
3. Tekan kembali perhitungan modal usaha Anda. Sobagai contoh, untuk mengurangl kebutuhan sewa tempat, Anda bisa patungan bagi hasil dengan teman yang mempunyai lokasi usaha yang bagus.
4. Kreatiflah mencari sumber-sumber permodalan yang bisa dimanfaatkan, jika memang kebutuhan modal hasil hitungan Anda sudah tidak bisa ditekan lagi. Sumber-sumber permodalan ini bisa berasal dari institusi keuangan (misalnya koperasi simpan pinjam, pegadaian, atau BPR) atau perorangan (misalnya dari orang tua, sanak saudara, atau sahabat).

Namun dari semua itu yang lebih penting adalah action. Seorang pengusaha harus siap memulal menjalankan usahanya saat ini juga meskipun hanya bermodal kecil. Ya, saat ini juga ...!!

(kampungwirausaha.com)
BATIK KAOS KEDIRI TENUN IKAT

Info Selengkapnya...

Inspirasi Yoris Sebastian - Lulusan SMA Beromzet Miliaran

Etalase Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kediri
Kreatif, itu yang selalu dijadikan kebiasaan oleh Yoris panggilan akrab pria kelahiran Makassar 5 Agustus 1972 ini. Meskipun terkesan gila, namun ide—ide yang ia lahirkan mampu menghasilkan sesuatu yang bernilai.

Sedari kecil, Yoris selalu merefleksikan hal terkecil yang ia alami dan rasakan. ”Dulu zaman sekolah, saya suka membaca majalah Hai, ketika membaca itu saya memikirkan seharusnya seperti ini, atau seperti itu, maka ketika saya bekerja di sana sebagai wartawan lepas, saya langsung mempraktekkan apa yang dulu saya pikirkan”, terang Yoris.

Misalnya, pada saat meliput di Hard Rock Café, Yoris tak sekadar nongkrong, tapi juga mencoba menyerap sebanyak mungkin inspirasi dari apa yang ia lihat dan rasakan, sehingga ketika akhirnya direkrut oleh perusahaan multinasional tersebut, ia dapat mengaplikasikan apa yang menjadi buah pikirannya tersebut.

GM Termuda Di Asia
Sejak bekerja di Hard Rock, perjalanan karier Yoris terbilang sangat mulus. Karier mulus ini tentu tidak terjadi begitu saja. Telah banyak ide kreatif yang ia tuangkan ketika masih menduduki posisi Asisten Advertising & Promotions Manager di Hard Rock Café. Salah satunya yang paling terkenal ialah acara I Like Monday.

Konsep program musik I Like Monday yang diajukan Yoris sebenarnya sangat sederhana, ia hanya ingin melawan mitos bahwa hari senin itu mesti dibenci. Menurutnya, Senin juga bisa menyenangkan dengan hadirnya musisi-musisi lokal. Namun konsep ini sempat ditolak karena dianggap melawan trend Hard Rock yang selalu menampilkan band luar negeri. Keberanian Yoris mengajukan konsep tersebut karena memang ia sudah memikirkan secara matang.

”Saya berani waktu itu karena yakin bahwa musik lokal juga bisa mendominasi dan mengalahkan musik luar. Nyatanya hal tersebut terbukti, dari situ pula saya bisa mendapatkan award,” ungkap Yoris yang program musiknya berhasil meraih penghargaan Indonesia Young Marketer Award 2003.

Hanya enam tahun sejak bekerja di cafe yang sering mengundang artis dalam dan luar negeri tersebut, Yoris kemudian diangkat sebagai General Manager (GM). Hal ini tidak terjadi begitu saja, ide kreatif Yoris lah yang membawanya hingga berhasil menjadi GM dan membuat Hard Rock Café mendapat lebih banyak award di bawah kepemimpinannya. Gelar GM Termuda juga didapat ketika Yoris mengikuti kompetisi yang membawanya sebagai pemenang International Young Music Entrepreneur Of The Year Award (IYMEY).

“Waktu itu kan ada beberapa peserta dan dilihat siapa-siapa saja. Saya tahu bahwa saya menjadi GM termuda, ya saat saya ikut ajang itu. Jurinya yang bilang bahwa saya merupakan GM termuda di Asia dan termuda kedua di dunia,” aku Yoris yang saat itu menjadi GM di usia 26 tahun.

Menerima cukup banyak award ternyata tak membuat Yoris cepat puas. Tak cukup dengan I Like Monday, ia pun mulai memikirkan ide baru membuat konsep program TV bernama Destination Nowhere, yakni acara travel tanpa tahu tujuan yang kemudian mendapat rekor MURl.

Masuk ke Zona Entrepreneur
April 2007, Yoris memutuskan untuk menjadi entrepreneur dengan mendirikan OMG (Oh My Goodness) Creative Consulting bersama tiga orang rekannya. Di dalam bisnis ini, ia membantu para klien yang ingin membuat konsep bisnis yang berbeda dari bisnis sejenis. lde-ide ini didapatkan Yoris, selain dengan rajin mengikuti seminar dan membaca buku juga dari pengalamannya mengamati hal-hal yang kecil.

Dari situlah tercetus ide-ide yang berbeda. Seperti ketika Yoris membuat konsep untuk Plaza FX di Jakarta Pusat. Yoris sadar bahwa plaza ini sulit untuk bersaing dengan Plaza Senayan atau Senayan City di Jakarta Selatan karena ukuran ruangan yang kecil, namun ia yakin selama punya keunikan dengan perhitungan yang matang pasti tak kalah bagus. Salah satu keunikan yang digagas Yoris untuk FX adalah 12 ruang meeting yang dirancang oleh 12 arsitek dan desainer interior yang berbeda.

Tanpa Modal Materi
OMG Creative Consulting yang didirikannya, Yoris lagi-lagi meraih penghargaan Asia Pacific Entrepreneur Award di tahun 2008 untuk kategori ‘Most Promising Entrepreneur‘. Bisnis yang dijalankan oleh Yoris ini terbilang cukup berbeda karena bisa dikatakan tanpa modal materi sama sekali. Modal yang dimiliki hanya sumber daya manusia yang berkualitas, akal dan kreativitas. Saat ini OMG telah membantu banyak perusahaan untuk melakukan business innovation.

Batasi Klien
Untuk meningkatkan kualitasnya, saat ini Yoris sudah membatasi klien. Bila di awal usaha ia bisa mengerjakan hingga 18 konsep secara bersamaan dalam waktu sebulan, kini ia membatasi tidak Iebih dari 10 proyek. Yoris tidak ingin ada komplain dari klien.

Untuk saat ini, waktu minimal yang harus dikerjakan untuk satu proyek tidak kurang dari tiga bulan. Harga yang Yoris tawarkan untuk sebuah konsep bervariasi namun rata-rata berkisar ratusan juta. Yoris enggan menyebutkannya karena menurut dia, harga untuk masing-masing proyek akan berbeda tergantung besar atau kecil proyek dan perusahaan yang menjadi kliennya. Dari usaha ini dalam sebuIan Yoris bisa meraih omset hingga miliaran rupiah.

Meskipun Yoris hanya sempat kuliah selama dua tahun di jurusan Akutansi, namun dalam urusan pekerjaan, ia banyak merekrut karyawan lulusan S1 atau S2. Selain mempekerjakan anak-anak muda kreatif, ia juga mencoba merekrut ibu-ibu yang dianggapnya berpendidikan namun waktu banyak dihabiskan di rumah sehingga ilmu yang didapatkan tidak terpakai. Para ibu-ibu berpendidikan tersebut yang membantu dia dalam me-manage proyek tertentu. Mahasiswa pun Yoris berikan peluang untuk magang di perusahaannya. Namun harus memiliki surat izin PKL dari kampus.

“Saya tidak ingin ada yang bernasib sama seperti saya, keasyikan kerja jadi lupa kuliah, makanya harus pakai surat izin dari kampus,” ungkap Yoris sambil tertawa.
Toko OnlinePrediksi BolaJersey Bola

Info Selengkapnya...

Inspirasi Adam Nova - Buka Bisnis Tanpa Modal

Etalase Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kediri
Siapa bilang kalau mau buka bisnis itu harus ahli dulu ? Siapa bilang harus ada duit dulu ? Kisah berikut ini, buktinya bahwa siapapun bisa jadi pengusaha hebat tanpa duit, tanpa keahlian.

Kisah ini bermula tahun 2010 saat dia sedang dipijat refleksi disalah satu tempat pijat refleksi di jawa barat. Saat di pijat dia nanya-nanya ke tukang pijatnya tentang seluk beluk bisnis pijat, terus dia tanya siapa pemiliknya.Dari informasi tukang pijat, itu dia dapatkan nomor hp pemilik tempat pijat itu, terus dia langsung hubungi dan janji ketemuan.

Besoknya ketemulah dia dengan pemilik bisnis pijat itu, terus dia utarakan niatnya untuk bisnis pijat juga. Singkat cerita pemilik bisnis pijat itu setuju membantu pengadaan SDM, peralatan,sewa tempat,dll dengan bayaran 75jt-an.

Mulailah dia berpikir gimana caranya membuat bisnis pijat tapi dengan konsep yang berbeda.Karena selama ini bisnis pijat identik dengan esek-esek, maka dia membuat brand nya itu dengan tagline “Syariah”. Dengan konsep syariah, klien laki-laki ditangani oleh terapist laki-laki, dan yang perempuan ditangani pula oleh perempuan, dan tempatnyapun dibuat terpisah.

Pelayanan yg disediakan mulai dari refleksi, pijat tradisional, totok wajah,lulur dan totok langsing. Setelah bikin sistem dan konsep lalu dia membuat Rancangan Anggaran Biayanya, dimana konsep dan sistem yang dia karang itu diberi nilai/harga oleh dia sendiri sebesar 75jt rupiah. Jadi, dengan begitu total rancangan biaya investasi awal untuk membuka 1 outlet pijat dia buat jadi 150jt.

Dari mana duitnya ?
Dia datengin salah satu investor, ajak joint saham 50% untuk buka bisnis pijat ini. Singkat cerita investor ini setuju ambil 50% sahamnya dan setor duit ke dia 75jt. Setelah dia terima duit 75jt lalu dia datengi si pemilik pijat yg tadi diawal nawarin buat bantu dia bikin bisnis pijat.Terus dia kasihkan tuh uang 75jt untuk dibikinin 1 outlet bisnis pijat dengan brand Tomura Pijat Syariah :)

Outlet pertama dia dibuka di kota Garut dengan omset 30jt-an per bulan dengan profit 40% atau sekitar 12jt-an. Dari profit 12jt dia share ke investor yg memiliki 50% saham sebesar 6jt.

Setelah dia ngerti seluk beluk bisnis pijat, sekarang dia kembangkan sendiri tanpa bantuan si pemilik pijat yg pertama bantuin. Dia lakukan sendiri saja. Setelah berjalan setahun, saat ini dia sudah punya 6 cabang, 2 punya sendiri dan 4 joint dengan mitra dengan sistem bagi hasil 50:50.
Asik kan??!

Dia sudah membuktikan untuk punya bisnis gak perlu modal sendiri dan gak perlu ahli, terbukti sampai sekarang dia gak bisa mijit :) ; tapi punya banyak karyawan yg ahli mijit.

Adalah dia bernama Bapak Adam Nova, CHt. Pemilik brand “Tomura Pijat Syariah”. Untuk mengenalnya lebih jauh, anda bisa kunjungi blognya atau bisa juga hubungi BB dan nomor teleponnya.

Nama : Adam Nova. CHt
- Pemilik Tomura Pijat Syariah
- Penulis Buku Cara Pasti Mengubah Takdir
HP : 081802037981
PIN BB : 28C88518
Blog : http://adam-nova.blogspot.com
Twitter : @adamhl


Toko OnlinePrediksi BolaJersey Bola

Info Selengkapnya...

Inspirasi : Bisnis Quotes ala Bob Sadino

Etalase Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kediri
Bob Sadino, atau akrab dipanggil Om Bob, adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Dia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick.

Dalam banyak kesempatan, dia sering terlihat menggunakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya. Bob Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan di Lampung, 9 Maret 1933.

"Saya sudah menggoblokkan diri sendiri terlebih dahulu sebelum menggoblokkan orang lain." - Bob Sadino
"Banyak orang bilang saya gila, hingga akhirnya mereka dapat melihat kesuksesan saya karena hasil kegilaan saya." - Bob Sadino
"Orang pintar kebanyakan ide akhirnya tidak ada satupun yang jadi kenyataan. Orang goblok cuma punya 1 ide, dan itu jadi kenyataan." - Bob Sadino
"Saya bisnis cari rugi, sehingga jika rugi saya tetap semangat jika untung maka bertambahlah syukur saya!" - Bob Sadino
"Sekolah terbaik adalah sekolah jalanan, yaitu sekolah yang memberikan kebebasan kepada muridnya supaya kreatif." - Bob Sadino
"Orang goblok sulit dapat kerja akhirnya buka usaha sendiri. Saat bisnisnya berkembang, orang goblok mempekerjakan orang pintar." - Bob Sadino
"Setiap bertemu dengan orang baru, saya selalu mengosongkan gelas saya terlebih dahulu." - Bob Sadino
"Orang pintar mikir ribuan mil, jadi terasa berat. Saya ga pernah mikir karena cuma melangkah saja. Ngapain mikir kan cuma selangkah." - Bob Sadino
"Orang goblok itu gak banyak mikir, yang penting terus melangkah. Orang pintar kebanyakan mikir, akibatnya tidak pernah melangkah." - Bob Sadino
"Orang pintar maunya cepet berhasil, padahal semua orang tau itu impossible! Orang goblok cuma punya 1 harapan: hari ini bisa makan." - Bob Sadino
"Orang pintar belajar keras untuk melamar pekerjaan. Orang goblok berjuang keras untuk sukses biar bisa bayar para pelamar kerja." - Bob Sadino
TENUN IKATKAOS KEDIRIBATIK

Info Selengkapnya...

Inspirasi : Merangkai Sukses Lewat Rangkaian Bunga

Etalase Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kediri
Dengan strategi yang tepat, hobi bisa menjadi lahan bisnis yang menjanjikan. Rosita Suwardi Wibawa, pemilik Tar A Porter, mampu menghidupkan hobinya berkebun dan merangkai bunga hingga menghasilkan pundi-pundi yang cukup tebal.

Bunga selalu identik dengan keindahan. Tetapi bagi kehidupan Rosita Suwardi Wibawa, bunga bukan sekadar keindahan melainkan juga buah kesuksesan. Berkat bunga rangkaiannya, perempuan kelahiran Klaten, Jawa Tengah, 26 Juni 1975, ini mampu mereguk pendapatan hingga ratusan juta per bulan.

Melalui toko bunga Tar A Porter, Rosita menawarkan aneka rangkaian bunga nan indah mulai harga puluhan ribu hingga jutaan. Berbeda dengan toko bunga lain, ia mengincar pembeli bunga dari pasar korporasi atau perusahaan. “Bunga-bunga itu biasanya untuk mempercantik meja direksi, meja customer service, atau meja lain di ruangan perkantoran,” kata ibu tiga anak ini.

Tak tanggung-tanggung, Rosita yang memiliki gerai di daerah Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, ini sudah memiliki sekitar 39 klien korporat. Pendapatannya per bulan rata-rata belasan juta per klien. “Setiap kontrak klien minimal satu tahun,” ujarnya dengan ramah. Klien-kliennya antara lain PT Medco Energi, Bank CIMB Niaga, Mitsubishi Corporation, PT Pertamina, PT Hero Supermarket, Yamaha, Honda, Indomaret, Hotel Santika, PT Polymer Tech Rubberindo Tanah Mas, Plaza Semanggi, dan masih banyak lagi.

Bukan hanya itu, Rosita juga sudah memiliki sembilan mitra yang membuka gerai Tar A Porter di Jakarta, Tangerang, dan Surabaya. “Kami juga sedang proses menggandeng mitra di Bali dan Kalimantan,” jelasnya. Sejak November 2010, ia memang sudah menawarkan kerjasama berkonsep business opportunity alias BO. Setiap mitranya memiliki klien-klien sendiri yang bila digabung dengan klien-kliennya pribadi, jumlahnya bisa ratusan.

Rosita yang lulusan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini menjalani usaha karena hobi berkebun. Tapi, bisnis ini tidak langsung dimulai sejak dia lulus kuliah. Dia sempat bekerja di Krakatau Steel sebagai inhouse lawyer. Di perusahaan milik BUMN itu, ia hanya bertahan satu tahun.

Tahun 2001, ia pindah ke perusahaan konsultan PT Lexindo Consulting. Namun, karena harus mengurus anak, Rosita mundur dari perusahaan itu pada awal tahun 2003. “Saat hamil anak kedua, saya mempunyai keinginan berwirausaha. Saya pun membuka usaha penyewaan dan penjualan bunga segar,” tuturnya.

Meskipun perut sudah membuncit karena hamil, dengan bermodal brosur Rosita keliling dari satu perusahaan ke perusahaan lain untuk menawarkan layanan jasanya. “Waktu itu, saya belum punya produk, tetapi saya sudah tahu posisi pemasok bunganya,” kata Rosita yang mengawali bisnisnya hanya dengan modal Rp 250.000. Dengan memanfaatkan uang belanja dari suaminya, ia mendirikan usaha bernama Rumah Daun.

Selain menyebar brosur, Rosita juga mengirim e-mail ke banyak perusahaan. Dalam waktu dua minggu, Rosita berhasil mendapat klien. Klien pertamanya adalah pengelola gedung Artha Graha. “Waktu itu mereka menyewa tanaman hidup. Nilai kontraknya Rp 3 juta per bulan,” kenangnya.


Jual Usaha ke Klien
Dua tahun berjalan, sekitar tahun 2005, Rumah Daun makin berjaya dengan puluhan klien. Bahkan Rosita mampu memiliki nursery di kawasan BSD, Tangerang. Sayang, ketika usahanya berada di puncak, ia harus menjual Rumah Daun ke salah satu klien karena harus mengikuti suami yang studi ke Inggris. “Rasanya campur aduk, lagi maju-majunya tapi usaha harus saya tinggalkan,” katanya. Rosita pun melayangkan surat ke setiap klien bahwa kontrak kerjasama akan dilanjutkan oleh manajemen Rumah Daun yang baru.

Selama di Inggris, selain mengasuh kedua anaknya, Rosita juga bekerja di perusahaan ritel fashion Zara. Dia juga kursus fashion di Central Saint Martine College. “Pada waktu senggang, saya melihat-lihat bisnis florist di sana,” kenangnya. Setelah dua tahun di Inggris, ia pulang ke Indonesia dan berpindah-pindah kota mengikuti tugas suami yang bekerja di sebuah bank. Selama tiga tahun, dia tinggal di Semarang, Bali, dan Surabaya.

Hingga akhirnya sang suami kembali dinas ke Jakarta. Rosita memulai lagi bisnis yang telah ditinggalkannya. Kali ini, dia menamai toko bunganya dengan Tar A Porter. “Saya kembali menghubungi klien-klien lama. Kebetulan Rumah Daun sudah tak eksis lagi,” katanya. Hanya dalam waktu dua hari, klien-klien lama Rosita kembali berdatangan. Usaha itu pun kembali merekah.

Usaha Rosita semakin berkembang, sejak Mei 2012, dia mulai memasarkan rangkaian bunga hasil kreasinya di luar segmen korporasi. Indomaret menjadi saluran pemasaran yang dia pilih. “Klien ritel yang di Jabodetabek yang ingin memesan bunga bisa melalui Indomaret,” pungkas Rosita.
(sumber:kontan.co.id)

Info Selengkapnya...

Inspirasi : Dari Seorang Kuli Bangunan, Kini Jadi Miliarder

Etalase Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kediri
Masa depan tidak bisa ditebak. Siapa sangka, bocah yatim piatu yang masa kecilnya menjadi penggembala kerbau dan menjadi kuli bangunan kini menjadi miliarder? Dari pebisnis obat tradisional, kini Agi Sugianto merambah bisnis rumah produksi.

Klinik pengobatan tradisional terus menjamur. Usaha jenis ini sekarang kian mentereng, sebab lokasinya tidak lagi di gang-gang sempit tetapi di daerah strategis dengan desain klinik yang lebih modern. Layanan yang diberikan bukan hanya penyembuhan aneka penyakit, melainkan juga masalah kecantikan.

Layanan pengobatan alternatif ini memang semakin dilirik lantaran selain diklaim tanpa efek samping, biaya pengobatannya konon lebih murah ketimbang berobat ke dokter. Tak heran, banyak pebisnis menuai sukses di bisnis ini. Salah satunya adalah Agi Sugianto. Lelaki kelahiran Boyolali, Jawa Tengah, pada 7 Juli 1965 ini sukses mengembangkan bisnis pengobatan alternatif dengan penghasilan Rp 1 miliar per bulan.

Agi tidak hanya memiliki satu jenis klinik, tetapi ada lebih dari lima jenis klinik pengobatan alternatif yang memberikan layanan berbeda. Misalnya, klinik pengobatan tradisional Ustad Imam yang melayani pengobatan penyakit dengan berbagai teknik, seperti bekam, jilat mata, dan terapi lintah. Klinik ini sudah memiliki tiga cabang. Ada juga klinik Pasak Bumi yang memberikan layanan khusus keperkasaan pria dan sudah memiliki 20 cabang.

Layanan khusus kecantikan dan kewanitaan berada di bawah payung klinik Teh Mayang yang saat ini sudah ada delapan cabang. Bukan itu saja, Rumah Totok, yang memberikan layanan aneka pengobatan dan teknik pelangsingan yang baru dibuka satu setengah tahun lalu, kini sudah memiliki 13 cabang. Yang teranyar adalah klinik pengobatan ala Timur Tengah: Ummi Siti Latifah. Meskipun memiliki lebih dari 50 klinik pengobatan alternatif, Agi sama sekali tidak memiliki kemahiran dalam mengobati orang.

Jadi kuli saat kecil
Agi terlahir bukan dari keluarga berada. Ketika masih di sekolah dasar, anak ketiga dari lima bersaudara ini sudah yatim piatu. “Sewaktu kecil, saya di Boyolali cuma angon (gembala) kerbau. Umur 12 tahun, lulus SD, saya diajak saudara ke Jakarta, bukan untuk sekolah, tapi untuk bekerja,” kenangnya. Agi kecil harus membanting tulang menjadi kuli bangunan di Ibukota kala itu. Hingga akhirnya, dia menemukan keluarga angkat yang mau menampung dan membiayainya sekolah.

Semasa SMA, Agi hobi membaca. Dia juga rajin menulis artikel di media massa dan mendapatkan honor. Dia lantas memilih menjadi penulis artikel untuk mendapatkan penghasilan. “Sejak SMA, tulisan saya sudah banyak. Ketika lulus, bermodal artikel-artikel itu, saya bisa menjadi wartawan meski saya tidak kuliah,”
kenangnya.

Tahun 1989, Agi menjadi wartawan di salah satu media milik Kompas Gramedia. “Selama menjadi wartawan, saya banyak bertemu dengan orang sukses. Saya banyak belajar dari mereka. Saya juga kenal banyak artis,” ujarnya. Ia cukup lama menjadi wartawan. Tapi, pada tahun 2002, ia mundur dari dunia jurnalistik. Alasannya, dia ingin mengembangkan bisnis. Sebab, sejak tahun 2000, dia sudah merintis usaha pengobatan alternatif bersama saudara-nya dari Boyolali yang memiliki keahlian mengobati orang.

Awalnya, Agi mencoba menolong saudaranya itu untuk mengembangkan layanan pengobatan alternatif di Jakarta. “Saya renovasi rumah dan membeli perlengkapan usaha dengan menjual gelang milik istri dan laku Rp 1,5 juta,” kenangnya.

Ternyata, klinik pengobatan dengan teknik bekam itu diminati. Paling tidak dalam sehari, ada 40 pasien. Dua tahun setelah usaha berjalan, Agi mengambil keputusan untuk fokus mengembangkan bisnis. Tidak hanya satu klinik, Agi berburu terapis-terapis yang memiliki keahlian pengobatan tradisional. “Kebetulan beberapa saudara di Boyolali mempunyai aneka keahlian pengobatan alternatif. Saya pun ajak mereka untuk membuka usaha. Saya bertindak sebagai pengembang bisnis,” jelasnya. Dari situ, satu per satu, klinik pengobatan lahir, mulai Pasak Bumi, Teh Mayang, Rumah Totok, hingga Ummi Siti Latifah. Agi menggarap bisnis ini dengan lebih modern, dia tidak membuka praktek di gang-gang sempit, tapi di tempat strategis yang mampu menciptakan klinik tradisional yang modern.

Tak cukup sampai di situ, Agi pun mengembangkan usaha advertising dan rumah produksi. “Ini hanyalah sinergi usaha,” katanya. Menurutnya, klinik-klinik pengobatannya membutuhkan publikasi. Awalnya, usaha rumah produksi hanya untuk menggarap tayangan audio visual layanan klinik. Ternyata, usaha ini memberikan nilai tambah. Kini, usaha itu tidak hanya menggarap proyek pribadi, banyak juga yang menggunakan jasanya.

Rumah produksi Agi bernama PT Media Musik Proaktif sukses berhasil melejitkan grup Trio Macan lewat lagu Iwak Peyek. “Tapi, sekarang saya pelan-pelan akan menyerahkan kedua bisnis ini pada orang yang menguasai. Saya akan lebih fokus mengembangkan usaha pengobatan alternatif,” katanya.

(sumber:kontan.co.id)

Info Selengkapnya...