Ada kisah seorang teman yang dulu pernah membuka usaha pakaian muslimah. Ia bermitra dengan sahabat yang menurutnya memiliki perencanaan yang bagus dalam hal bisnis. Menurut perhitungan analisis modal yang dilakukan oleh sahabatnya, untuk membuka usaha ini membutuhkan dana sekitar Rp 25 juta. Dana tersebut dialpkasikan untuk menyewa tempat (sebuan toko kecil di kawasan yang banyak dihuni para mahasiswa sebuah perguruan tinggi), membeli peralatan, seperti kepala boneka sebagai pajangan (manekin), ranjang besi, tempat pajangan, dan baju-baju Muslim beserta aksesorisnya.
Ketika ia mengemukakan ide untuk berjualan ini kepada orang tuanya, orang tuanya langsung menyetujui dan mengucurkan dana sebagal modal awal dan jadilah toko kecil penjual pakaian muslimah.
Setelah sekian bulan berjalan ternyata bukan keuntungan yang didapatkan. Modal malah semakin menyusut sampai akhirnya toko itu tutup. Modal awal sebesar Rp 25 juta lenyap hanya bersisa perlengkapan toko, seperti kepala manekin, ranjang besi, tempat pajangan, dan beberapa potong baju.
Bukan hanya kerugian materi, ia pun seperti tidak memiliki muka lagi di depan orang tuanya. Ia ingin mengembalikan kepercayaan orang tuanya dan terus berpikir untuk membangun usaha yang menghasilkan. Namun, kali ini ia tidak mau lagi memakai modal besar. Selain trauma, dananya juga tidak ada.
Akhirnya, ia berpikir untuk membangun usaha baju rajutan. Ide ini ia dapatkan dari tetangganya yang sudah lebih dulu membangun usaha ini. Kepada tetangganya ini, ia sengaja datang dan belajar rajut. Setelah mengusai bagaimana membuat baju rajutan dengan mesin rajut, ia merasa percaya diri untuk memulai usaha.
Modal awalnya ia dapatkan dari tabungan jatah bulanan kiriman orangtuanya sebesar Rp 1 juta. Berkat kerja keras dan ketekunannya dalam waktu beberapa bulan ia bisa meningkatkan pendapatannya hingga Rp 8—15 juta per minggu.
Kisah ini sudah cukup menunjukkan kepada kita banwa ternyata modal besar tidak menjamin usaha pasti sukses. Apalagi kalau tidak didukung dengan manajemen dan pemasaran yang bagus. Sebaliknya, meski bermodal kecil, bila dibangun dengan kerja keras dan keuletan, modal pun akan berkembang besar.
Ada resep jitu dan Ir.Honky Eko Sriyantono franchisor Bakso Malang Kota untuk mengatasi kebimbangan dan kegamangan masalah modal yang pas-pasan, yaitu :
1. Ubah mindset Anda yang beranggapan bahwa suatu usaha hanya bisa dimulai jika mempunyai sejumlah uang sebagai modal usaha. Seorang calon entrepreneur sejati tidak akan mengurungkan niat untuk membuka usahanya karena tidak mempunyai modal. Sebaliknya, entrepreneur sejati akan memanfaatkan segala potensinya untuk bisa menghimpun modal yang diperlukan, misalnya dengan memaniaatkan jaringan relasi dan reputasi baik yang dimiliki untuk bisa mendapatkan pinjaman lunak dari kolega atau relasi.
2. Hilangkan anggapan bahwa memulai usaha harus langsung besar dan mapan. Kebanyakan pengusaha sukses merintis usaha mereka dari nol, lengkap dengan segala pahit getirnya perjuangan mereka.
3. Tekan kembali perhitungan modal usaha Anda. Sobagai contoh, untuk mengurangl kebutuhan sewa tempat, Anda bisa patungan bagi hasil dengan teman yang mempunyai lokasi usaha yang bagus.
4. Kreatiflah mencari sumber-sumber permodalan yang bisa dimanfaatkan, jika memang kebutuhan modal hasil hitungan Anda sudah tidak bisa ditekan lagi. Sumber-sumber permodalan ini bisa berasal dari institusi keuangan (misalnya koperasi simpan pinjam, pegadaian, atau BPR) atau perorangan (misalnya dari orang tua, sanak saudara, atau sahabat).
Namun dari semua itu yang lebih penting adalah action. Seorang pengusaha harus siap memulal menjalankan usahanya saat ini juga meskipun hanya bermodal kecil. Ya, saat ini juga ...!!
(kampungwirausaha.com)
BATIK KAOS KEDIRI TENUN IKAT 97Kediri 100 Kediri Kediri Kediri 9673Prediksi Bola. Kuliner