UKM Pemuda Tumbuh dan Masih Butuh Perlindungan

Etalase Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kediri
Semakin maraknya pertumbuhan bisnis, yang dikomandoi anak-anak muda sekarang ini merupakan trend positif, yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Demikian disampaikan Ketua Umum BPD HIPMI Jatim: M. Ali Affandi di Jl.Jaksa Agung Suprapto No 23 Surabaya tentang pergerakan bisnis generasi muda di bidang UKM, kepada Surabaya Pagi, Rabu (13/2) kemarin.

Dalam paparannya kemarin, Ali Affandy, yang panggilan akrabnya Andi mengatakan, berkembangnya trend ini perlu mendapat apresiasi dari banyak pihak agar geliat pertumbuhannya tidak layu sebelum berkembang. Mengingat peran bisnis seperti Usaha Kecil Menengah (UKM), katanya, justru bertahan di era krisis ekonomi Tahun1998, yang menterpurukkan negara. Karena itu saatnya kini pertumbuhan bisnis UKM oleh kawula muda harusnya disupport semua pihak, termasuk pemerintah.

Dengan bertumbuhnya UKM, maka ketahanan ekonomi bangsa makin baik.. Sebagai gambaran, sumbangan dalam output nasional (PDRB) untuk Negara saja mencapai 56,7%, belum lagi ekspor nonmigas sekitar 15%. Secara totalitas UKM telah memberikan kontribusi sekitar 99% dari sektor badan usaha di Indonesia serta 99,6% terhadap penyerapan lapangan kerja.

Dari data tersebut menunjukkan bahwa peran UKM dan potensi pertumbuhannya sangat besar. Apalagi pelaku UKM-UKM yang berhasil itu sebagian besar adalah kaum muda. "Maka, dipredisksi dalam 10-20 tahun lagi, UKM-UKM itu akan dapat menggerakkan ekonomi Indonesia lebih massif lagi," ujarnya.

Selain itu, pertumbuhan penduduk yang tinggi dan komposisi usia produktif yang tinggi pula merupakan potensi dan tantangan tersendiri bagi UKM-UKM itu. Potensi yang besar jika kita memanfaatkannya dengan baik, ekonomi bakal tumbuh melesat. Tapi, kalau salah penanganan UKM, bakal menjadi ancaman tersendiri, tambahnya.

Sementara itu, di tempat yang sama Chief PT. Airlangga Media Cakra Nusantara (AMERTA) mengatakan, pertumbuhan pebisnis muda di Indonesia cukup menggembirakan. Adanya pergeseran minat anak muda, yang dulunya lulus sekolah ingin hanya bekerja sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) atau karyawan swasta beralih ke wiraswasta merupakan hal yang sangat menggembirakan.

Kondisi itu tidak terlepas dari gencarnya edukasi entreuprenership terhadap kalangan mahasiswa dan anak-anak usia sekolah maupun masyarakat luas. HIPMI, katanya, concern terhadap kewirausahaan kaum muda, mempunyai program kerja; yaitu mengadakan seminar/pelatihan pengenalan dunia bisnis.

Selain itu, digelarnya sharing antaranggota terhadap permasalahan usaha, dan coaching terhadap pengusaha muda. Coaching tersebut, katanya, melibatkan KADIN (Kamar Dagang dan Industri), universitas-universitas di Surabaya seperti; di Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Unair, Unesa, Widya Mandala dan IAIN Surabaya.

Muh. Ali Affandi juga mengatakan, pengusaha muda perlu dilindungi dan mendapat akses pasar yang luas. Persoalan yang dihadapi HIPMI sekarang ini adalah Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai PPN masing-masing 1 %, yang dianggapnya kontra produktif bagi kelangsungan UKM, tambah Muh.Ali Affandi.

Pertambahan pajak 1% itu akan memberatkan industri kecil dan menengah. Semestinya pengenaan pajak harus lebih ditingkatkan untuk industri menengah atas, yang ditengarai masih banyak nunggak pajak, dan belum adanya tindakan tegas. Perlindungan terhadap UKM merupakan bentuk tanggung jawab negara terhadap masyarakat.

Adanya program KUR (Kredit Usaha Rakyat) dalam 5 tahun terakhir sebesar 97,6 Trilyun terhadap koperasi dan UKM di Indonesia merupakan benetuk perhatian negara terhadap UKM. Tetapi itu tidaklah cukup. Perlu ditingkatkan lagi pembinaan terhadap UKM agar pertumbuhannya terus menggeliat. (rie)
BATIK TOKO KEDIRI TENUN IKAT JERSEY
97Kediri 100 Kediri Kediri Kediri 9673Prediksi Bola. Kuliner